Bopelnews – Investor Naik 62,8%, AI Disebut Bisa Gaet Investor Reksadana
Hingga kini Jumlah investor reksadana tercatat meningkat 62,89% selama lima tahun terakhir, dari periode 2019-2023. Pertumbuhan tersebut pun disambut baik oleh para pelaku industri reksa dana.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2024, nilai asset under management (AUM) industri pengelolaan investasi tercatat sebesar 855,89 triliun rupiah naik 1,52% month-to-date atau naik 3,78% year-to-date.
Adapun reksa dana tercatat net subscription sebesar 7,54 triliun month-to- date sedangkan secara year-to-date masih net redemption sebesar 5,26 triliun rupiah.
Co-founder dan CEO PT Kaya Lautan Permata Jonathan mengatakan, pertumbuhan investor reksadana tersebut menunjukkan tingginya minat terhadap reksadana sebagai pilihan investasi di tengah pesatnya perkembangan Teknologi keuangan. Meski demikian, perkembangannya dihadapi sejumlah tantangan.
“Di tengah kondisi pasar investasi yang bergerak dinamis, volatilitas yang tinggi, cepat dan sarat
perubahan, perlu bagi para penanam modal untuk melakukan monitoring dan penyesuaian strategi investasi secara intensif dan adaptif,” ungkap Jonathan dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu, (20/11/2024).
Untuk menjawab hal tersebut, Kaya sebagai Agen Penjual Reksadana Digital (APERD) memanfaatkan
Artificial Intelligence (AI) untuk mengembangkan fitur trading masing-masing nasabahnya.
Melalui fitur tersebut, portofolio investasi nasabah bekerja berdasarkan profil risiko investor sehingga
membantu mereka tetap tenang dan meminimalisir risiko investasi serta memastikan tujuan finansial tetap tercapai.
Perlu diketahui, Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Desember 2023
jumlah investor tumbuh sebesar 18,87% atau mencapai 11,41 juta investor dibandingkan pada 2020.
Secara demografis, mayoritas investor individu tersebut adalah laki-laki dengan porsi 62,33% dengan
total aset mencapai Rp 1.150,28 triliun, sedangkan porsi penanam modal perempuan sebesar 37,67% dengan total aset Rp 240,22 triliun.
Adapun secara usia, penanam modal di bawah 30 tahun mendominasi porsi sebesar 56,43%, dengan total aset mencapai Rp 35,09 triliun.
Baca Juga : Indonesia Khawatir Negosiasi COP29 Berakhir dengan Rule 16