Bopelnews– Serangan Siber Makin Canggih Akamai Industri Keuangan Perlu Keamanan Berbasis AI
Lanskap ancaman yang semakin kompleks dan canggih, membuat solusi keamanan tradisional tidak lagi memadai, sehingga solusi keamanan berbasis AI di butuhkan.
Dalam laporan bertajuk ‘Navigating the Rising Tide: Attack Trends in Financial Services’, Akamai Technologies menyoroti industri keuangan tetap menjadi target utama serangan siber, termasuk serangan distributed denial-of-service (DDoS) dan penyalahgunaan Application Programming Interface (API).
Di tengah di gitalisasi yang masif, solusi keamanan berbasis AI menjadi jawaban untuk menghadapi lanskap ancaman yang semakin kompleks dan canggih, terutama industri keuangan di kawasan Asia Pasifik dan Jepang (APJ).
Serangan ini hacker dirancang untuk membebani infrastruktur dan menguras bandwidth server, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan layanan berimbas hilangnya kepercayaan pelanggan.
Selain serangan DDoS, laporan yang sama juga mengidentifikasi peningkatan besar dalam serangan berbasis API. API yang tidak terdokumentasi atau dikenal sebagai shadow API menjadi celah yang sering dimanfaatkan oleh penyerang.
Lanskap ancaman yang semakin kompleks dan canggih, membuat solusi keamanan tradisional tidak lagi memadai. Menurut Direktur Teknologi Keamanan dan Strategi APJ di Akamai, Reuben Koh, industri keuangan membutuhkan pendekatan baru untuk melindungi aset mereka.
Eksploitasi API untuk Mencuri Data
Selain itu, teknologi berbasis AI mampu mendeteksi shadow API yang sering kali terabaikan oleh sistem keamanan tradisional. Dengan kemampuan pembelajaran mesin, AI dapat mengidentifikasi pola-pola tidak biasa yang menunjukkan keberadaan API bayangan, sehingga meminimalkan risiko serangan melalui jalur tersebut.
Pelaku kejahatan siber dapat mengeksploitasi API ini untuk mencuri data, melewati autentikasi, atau bahkan melancarkan tindakan sabotase lainnya.Tantangan tersebut semakin diperparah oleh faktor geopolitik.
Aktivitas peretas yang terkait dengan konflik global, seperti perang Rusia-Ukraina dan konflik Israel-Hamas, telah memperburuk situasi.
melancarkan serangan terhadap lembaga keuangan, memperlihatkan bahwa ancaman siber kini tidak hanya bersifat finansial tetapi juga geopolitik.
Phishing Juga Mendominasi
Selain DDoS, serangan phishing juga mendominasi lanskap ancaman di APJ. Lembaga keuangan menjadi target utama peniruan merek, dengan 68% domain palsu yang terdeteksi dirancang untuk melakukan phishing.
Serangan ini tidak hanya mencuri informasi pribadi tetapi juga merusak reputasi perusahaan. Dengan tingginya tingkat di gitalisasi dan penggunaan media sosial di kawasan ini
Menurut laporan Akamai, meskipun jumlah serangan phishing di APJ lebih sedikit dibandingkan wilayah lain, tingkat ancamannya jauh lebih tinggi.
Hal ini disebabkan oleh rendahnya kesadaran pengguna terhadap taktik phishing. Sebagai contoh, konsumen sering kali tidak menyadari bahaya mengklik tautan di domain yang terlihat sah, yang sebenarnya adalah situs palsu.