ligainggris.org – Yang Harus Dilakukan Pep Guardiola untuk Memperbaiki Manchester City, Perhatikan 7 Hal Ini
Manchester City sedang menghadapi masa sulit setelah mengalami lima kekalahan beruntun, termasuk kekalahan terbaru dari Tottenham Hotspur di kandang sendiri, Minggu dini hari WIB (24/11/2024).
Situasi ini menjadi tantangan besar bagi Pep Guardiola, yang dikenal sebagai satu di antara manajer paling sukses dan inovatif di dunia sepak bola.
Kini, tekanan ada pada Guardiola untuk menemukan solusi yang tepat guna menghentikan tren negatif ini dan mengembalikan performa tim ke jalur kemenangan.
Rentetan hasil buruk ini juga menimbulkan pertanyaan lebih besar mengenai daya tahan dominasi Manchester City di bawah asuhan Guardiola.
Apakah ini hanya kemunduran sementara atau awal dari penurunan yang lebih serius? Langkah-langkah yang diambil Guardiola dalam waktu dekat akan menjadi kunci, tidak hanya bagi musim ini, tetapi juga untuk masa depan klub yang ambisius ini.
Di bawah ini mengulas beberapa area penting yang perlu diperbaiki oleh Guardiola untuk membangkitkan kembali Manchester City dan menjaga ambisi mereka di musim ini tetap hidup
Kehilangan Rodri yang Tak Tergantikan
Sebagai satu di antara pemain kunci, kehadiran Rodri di lini tengah sangat dirindukan. Guardiola bahkan menyamakan peran Rodri dengan Lionel Messi ketika ia melatih Barcelona.
Orang-orang membicarakan Rodri, dan tentu saja, dia adalah pemain terbaik di dunia,” ujar Guardiola.
Rodri tidak hanya menjadi motor penggerak permainan dari lini tengah, tetapi juga pelindung utama bagi lini belakang Man City.
Ketidakhadirannya mengakibatkan penurunan stabilitas dan kemampuan tim untuk mendominasi jalannya pertandingan
Ketergantungan kepada Erling Haaland
Ketajaman Haaland sebagai striker utama mulai menurun dalam beberapa pertandingan terakhir. Selama lima kekalahan beruntun, ia hanya mencetak satu gol, yakni saat melawan Brighton.
Kendati Haaland tetap menjadi pencetak gol terbanyak di Premier League musim ini dengan 15 gol dalam 17 penampilan, ketergantungan berlebihan pada Haaland telah menjadi titik lemah Man City.
Ketika Haaland tidak tampil optimal, pemain lain gagal menggantikan perannya sebagai pencetak gol
Guardiola dapat mencoba memperpendek jarak antara Haaland dan pemain sayap seperti Phil Foden, yang sering kali memiliki peluang mencetak gol tetapi kurang efektif dalam penyelesaian akhir.
Penyesuaian kecil pada sistem permainan Guardiola juga dapat membantu memaksimalkan peluang gol dari berbagai posisi.
Lini Pertahanan Rapuh
Guardiola secara terang-terangan menyebut timnya “rapuh” setelah kekalahan telak 0-4 melawan Tottenham. Lawan kini lebih sering mengeksploitasi kelemahan di lini belakang Man City.
Statistik menunjukkan “expected goals conceded” City meningkat dari 0,79 musim lalu menjadi 1,25 musim ini.
Absennya Ruben Dias dan kurangnya konsistensi John Stones memperparah situasi ini. Selain itu, bek seperti Josko Gvardiol tampak belum nyaman di posisi barunya sebagai bek kiri.
Mengembalikan Ruben Dias ke dalam skuad akan sangat membantu. Dias adalah pemimpin di lini pertahanan yang mampu mengorganisasi rekan-rekannya.
Selain itu, Guardiola perlu mempertimbangkan rotasi pemain untuk menemukan kombinasi bek terbaik.
Usia Pemain yang Mulai Menua
Regenerasi skuad menjadi tantangan besar bagi Man City. Dengan 12 pemain yang akan berusia di atas 30 tahun pada musim depan, termasuk Kyle Walker, Kevin De Bruyne, dan Jack Grealish, The Citizens harus menghadapi penurunan performa akibat faktor usia.
Walker, yang kini berusia 34 tahun, sudah mulai menunjukkan penurunan dalam kemampuan fisiknya, meski ia masih dianggap sebagai bek kanan terbaik di Premier League
Guardiola dapat menyesuaikan peran pemain senior untuk memaksimalkan kontribusi mereka sambil mengurangi risiko cedera. Walker, misalnya, dapat dimainkan sebagai bek tengah seperti di Timnas Inggris
Kebijakan Transfer yang Terlalu Fleksibel
Man City dikenal membiarkan pemain pergi dengan mudah jika mereka menginginkan transfer.
Kendati pendekatan ini menciptakan harmoni dalam skuad, Man City kehilangan beberapa pemain yang sebenarnya masih bisa memberikan kontribusi besar.
Contohnya adalah Cole Palmer, yang kini bersinar di Chelsea, dan Julian Alvarez, yang dipinjamkan ke Atlético Madrid. Bahkan Liam Delap, yang pindah ke Ipswich, bisa menjadi opsi tambahan dari bangku cadangan
Kurangnya Serangan Box-to-Box
Guardiola mengakui bahwa timnya saat ini tidak lagi bermain menyerang dari kotak penalti ke kotak penalti lawan seperti sebelumnya. Hal ini memberikan kesempatan kepada lawan untuk memanfaatkan serangan balik dengan mudah.
Man City tidak mampu mendominasi pertandingan seperti biasa, terutama tanpa kehadiran Rodri di lini tengah.
Awan Kelabu Menggelayut
Dugaan pelanggaran finansial yang melibatkan Man City menjadi bayang-bayang besar bagi klub. Guardiola bahkan menyebut bahwa 75 persen klub Premier League ingin City terdegradasi.
Situasi ini menjadi tambahan tekanan mental bagi para pemain di tengah performa yang sudah menurun.
Sementara itu, De Bruyne mungkin perlu mengadaptasi gaya bermainnya agar tetap efektif, meski tidak lagi dalam kondisi puncak fisik.
Harus Dilakukan Pep Guardiola