Bopelnews – Mi Ayam Bungkus Keresek
Mi ayam menjadi salah satu deretan kuliner nusantara yang cukup memasyarakat. Makanan berupa mi kuah di siram daging ayam cincang ini relatif mudah di jumpai di setiap daerah, termasuk di Kota Tasikmalaya. Dari pedagang yang mangkal di kedai hingga pedagang keliling alias gerobakan.
Namun ada fakta unik yang kerap menjadi pertanyaan banyak masyarakat terkait kebiasaan pedagang mi ayam ini. Hal itu menyangkut cara mengemas mi ayam dengan menggunakan kantung plastik jenis kresek.
Para pedagang mi ayam gerobakan nyaris semuanya menggunakan kantung kresek untuk membungkus makanan berkuah tersebut. Paling tidak beberapa pedagang mi ayam di Tasikmalaya yang di jumpai , semuanya menggunakan kantung kresek untuk melayani pembelian take away.
Yang menjadi persoalan, tak sedikit masyarakat yang merasa aneh dengan kebiasaan pedagang mi ayam gerobakan ini.
“Ya sebenarnya tidak apa-apa sih, tapi agak gimana gitu, makanan berkuah kok di bungkus kantung kresek. Dan anehnya hampir semua pedagang mi ayam begitu (pakai kantung kresek),” kata Gina Fauziah (24) warga Singaparna Tasikmalaya,
Gina tak menjabarkan pasti makna “gimana gitu” yang diucapkannya, dia mengaku tak sampai hati menjelaskannya dengan gamblang.
“Pokoknya pas melihat makanan berkuah dibungkus kresek, kurang pas aja, pikiran kita jadi kemana-mana. Terus pas menuangkan ke mangkuk, jadi agak ribet. Kan kresek ada pegangannya, ada cantolannya, kadang mi nyangkut-nyangkut,” kata Gina.
Orang Medan Alami Culture Shock di Tasikmalaya
Hal serupa diungkapkan Teguh (45) warga Tasikmalaya lainnya. Dia mengaku pengalaman mendapati mi ayam dibungkus kresek menjadi salah satu culture shock dalam hidupnya.
“Dulu waktu pertama merantau ke Jawa (pulau Jawa), kaget kok ini mi ayam dibungkus kresek, kalau di kampung halaman saya dulu, ya biasa saja di bungkus plastik bening biasa, kayak bakso atau soto,” kata pria asli Medan ini.
“Makanya sekarang kalau mau bungkus mi ayam, suka bawa wadah dari rumah. Sebenarnya saya nggak masalah, tapi istri yang sering komplain. Geli katanya melihat mi berkuah di bungkus kresek, terus katanya juga kurang sehat makanan panas dibungkus plastik kresek,” kata Teguh.
Bayu (38) pedagang mi ayam gerobakan yang kerap mangkal di sekitar Simpang Empat Gobras Kota Tasikmalaya mengakui tak sedikit pembeli yang komplain dengan cara membungkus mi ayam dengan menggunakan kantung kresek.
“Iya kadang ada yang menanyakan, kenapa pakai kresek. Ini sebenarnya sudah kebiasaannya memang pakai kresek, silahkan saja tanya ke pedagang mi ayam lain. Sudah dari sononya,” kata Bayu.
Bayu menjelaskan dengan menggunakan kresek dia jadi lebih mudah untuk membungkus kuliner dagangannya. Dimensi lebar kantung kresek yang lebih besar dari plastik bening, membuat dia bisa melipatkan kresek ke seluruh lingkar mangkuk. Dengan demikian menyiapkan mi ayam jadi lebih praktis.
“Sebenarnya agak lebih mudah saja, kalau pakai kresek bisa menutupi semua mangkuk. Jadi tinggal tuang mi kuah, bumbu dan ayam, terus langsung ditarik cantolan kreseknya. Praktis,” kata Bayu.
Selain soal kantung kresek
Bayu juga menambahkan hal lain yang sering ditanyakan oleh konsumennya, yakni terkait pemilihan warna biru untuk gerobaknya. Terkait ini Bayu mengaku tak bisa memberikan penjelasan yang teknis atau logis.
“Kenapa gerobak warna biru, itu juga sama, sudah dari sononya. Lebih ke sugesti saja, karena banyak konsumen yang beranggapan mi ayam gerobak biru itu pasti enak, kita jadi ikut-ikutan. Padahal sebenarnya nggak gitu kan ya. Rasa mah nggak ada hubungannya sama warna gerobak,” kata Bayu.
Saat ini, kata Bayu, banyak gerobak mi ayam yang memiliki kelir selain biru. Diantaranya warna hijau muda atau bahkan tidak dicat dan cukup diberi pernis kayu