Bopelnews –Mewujudkan Masa Depan Panjang Pengisian Daya Nirkabel untuk Mobil Listrik
Sambungan nirkabel adalah masa depan bagi segala yang berkaitan dengan listrik, tidak terkecuali mobil listrik. Pengisian daya yang menggunakan kabel berukuran besar serupa dengan bentuk selang bensin yang kini diterapkan, diprediksikan akan hilang di masa depan. Tapi butuh berapa lama kah itu?
Beberapa uji coba telah dilakukan, bahkan untuk membuat jalanan elektrik seperti yang dilakukan salah satu startup yang fokus membangun hal ini, Electreon.
Dalam uji coba tersebut, mobil plug-in hybrid Toyota RAV4 berhasil melaju selama 100 jam nonstop hanya dengan tenaga baterai tanpa kehabisan daya.
Uji coba ini dilakukan di trek demo 200 meter yang dilengkapi pengisi daya nirkabel yang di pasang di bawah aspal pada 25 persen jalannya.
Teknologi yang dikembangkan Electreon tersebut tidak mengharuskan mobil untuk berhenti terlebih dahulu, melainkan tetap melaju sembari proses pengisian daya dilakukan.
Namun, untuk mengubah seluruh jaringan juga jalan memiliki bantalan pengisi daya raksasa di bawah aspalnya, membutuhkan bertahun-tahun untuk pengembangan yang luas.
Inovasi pengisian daya nirkabel yang lebih realistis adalah penggunaan bantalan pengisi daya dengan memarkirkan kendaraan di tempat tertentu untuk mengisi daya listriknya secara otomatis.
Namun, kemungkinan adopsi massal inovasi yang paling memungkinkan ini juga tak bisa segera diwujudkan karena beberapa halangan. Apalagi jika berbicara infrastruktur di jalan-jalan umum.
Halangan Mewujudkan Teknologi Pengisi Daya Nirkabel Mobil Listrik
Cara kerja pengisian daya nirkabel pada mobil listrik hampir serupa dengan proses pengisian daya nirkabel pada ponsel. Hanya saja, kendaraan tidak perlu rata dengan permukaan pengisian daya.
Listrik tersebut kemudian akan digunakan untuk mengisi baterai.
Namun, kecepatan yang ditawarkan dalam pengisian nirkabel ini cenderung lambat. Berbeda jauh dari pengisi daya DC yang mampu mengisi penuh dalam waktu 15 menit.
Namun, Hevo, perusahaan teknologi yang berbasis di Brooklyn tengah mengembangkan pengisi daya nirkabel cepat berkapasitas 300 kW.
Selain perkembangan teknologi yang belum mumpuni dalam hal efisiensi waktu pengisian, kendala lain juga terletak pada kendaraan listrik itu sendiri. Perangkat keras yang dapat membuat mobil terisi dengan proses pengisian nirkabel saat ini masih di kisaran Rp39,4 juta.
Mobil listrik kebanyakan belum disertai perangkat ini. Adopsi perangkat ini sekarang tentu akan menambah biaya yang tak terbilang murah bagi pembeli kendaraan listrik. Namun, harganya diperkirakan akan turun beberapa tahun ke depan.
Perkembangan Teknologi Pengisi Daya Nirkabel Mobil Listrik
Hanya sedikit produsen mobil listrik hari ini yang tertarik akan ide kemampuan pengisian daya nirkabel. Namun, beberapa produsen Tiongkok dan Tesla menunjukkan ketertarikannya terhadap ide ini.
Dilansir dari Carscoops, Tesla tahun lalu mengakuisisi perusahaan teknologi nirkabel Jerman, Wiferion.
Tahun lalu WiTricity meluncurkan bantalan pengisi daya Halo, yang memiliki daya 11 kW, sama dengan pengisi daya Level 2.
BMW juga telah melakukan program uji coba di Jerman pada 2018 yang memberi beberapa ratus pemilik BMW
Mengharapkan masa depan mobil tanpa perlu pengisian seperti uji coba Electreon memang membawa kita pada angan-angan masa depan yang maju. Teknologi yang mendukung hal tersebut telah ada, walau sangat kasar sekali memperkirakan masa depan yang panjang untuk mewujudkannya menjadi mainstream.
Begitu pula pengisian daya nirkabel normal yang mengharuskan kendaraan memarkir untuk mengisi daya. Inovasi yang lebih realistis ini seharusnya akan terwujud terlebih dahulu.
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Baca juga : Tiga Belas Negara Paling Maju di Dunia di Bidang Teknologi Komputer
Mewujudkan Masa Depan Panjang Pengisian Daya Nirkabel untuk Mobil Listrik