Bopelnews– Bisakah AI Menggantikan Manusia dan Sejarahnya?
Sulit dipercayai bahwa perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah membawa kemajuan pada dunia dan menciptakan sesuatu yang disebut kecerdasan buatan.
Tidak bisa dipungkiri, umat manusia telah mencapai jalan yang sangat panjang dan sulit untuk bisa tiba di saat ini.
Sayangnya, perkembangan teknologi terbaru membuat cemas banyak orang karena dikhawatirkan dapat menggantikan manusia.
Beberapa pihak khawatir bahwa kecerdasan buatan ini justru akan membawa kemunduran pada manusia.
Alasannya sama dengan mengapa kecerdasan buatan begitu disukai oleh banyak orang pada awalnya.
Mudahnya akses dan penggunaan AI ini juga membuat dosen dan guru harus ekstra teliti ketika menilai pekerjaan muridnya. Pasalnya, tidak sedikit orang yang menggunakan AI untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dalam sekejap.
Cara ini semakin sering digunakan untuk membongkar kecurangan pada ujian.
AI yang awalnya dibuat untuk meringankan pekerjaan manusia, karena perbuatan manusia itu sendiri, malah dipakai untuk merugikan dan menyakiti sesama.
AI yang serba bisa ini seolah dapat menghapus kerja keras manusia dari mudahnya segala hal diselesaikan tanpa ada campur tangan ketidaksempurnaan manusia di dalamnya. Banyak pihak di media sosial mulai mempertanyakan, “Apakah suatu saat AI akan menggantikan kita? Apakah mereka akan menghapus jejak manusia dari sejarah?”
Kejadian-kejadian tersebut tentu saja membuat beberapa orang resah dan memikirkan kemungkinan terburuk. Kalau di masa depan teknologi akan jauh lebih maju lagi, bukan hanya menggantikan manusia, memusnahkan manusia sudah bukan lagi tantangan.
Sisi lain AI
Di sisi lain, kemungkinan tersebut hampir terlihat berlebihan dan merupakan sesuatu yang hanya ada di film-film. Pihak-pihak yang kontra menyebutkan bahwa AI tidak mungkin sepenuhnya menggantikan peran manusia. Ada beberapa bidang pekerjaan yang membutuhkan hubungan dengan manusia lain dan tidak cukup hanya dengan menggunakan teknologi untuk berhasil.
Salah satunya adalah guru. Pekerjaan sebagai guru dianggap tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh robot dan AI karena pembelajaran di sekolah juga membutuhkan interaksi dan membentuk hubungan antara guru dengan murid. Sekolah bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga tempat di mana siswa tumbuh dan berkembang. Teknologi mungkin akan digunakan untuk membantu pembelajaran, tetapi peran guru tidak akan bisa tergantikan.
Pekerjaan lain yang membutuhkan faktor emosional antar manusia juga tidak akan semudah itu diambil alih oleh AI. Psikolog, psikiater, konsultan, konselor, dokter, dan pekerjaan di bidang hubungan masyarakat adalah beberapa contoh lainnya.
Baca juga : Majunya Teknologi: Eksplorasi Kecanggihan AI dalam Transformasi Digital
Bisakah AI Menggantikan Manusia dan Sejarahnya?