Bopelnews – 7 Permainan Tradisional yang Sudah Terlupakan, Nostalgia Bareng Yuk
warisan budaya Indonesia yang sarat nilai edukasi, kebersamaan, dan kreativitas. 7 Permainan Tradisional yang Sudah Terlupakan, Nostalgia Bareng Yuk
Di tengah arus modernisasi dan dominasi teknologi, permainan tradisional tetap memiliki daya tarik tersendiri, baik bagi generasi tua maupun muda.
Permainan tradisional merupakan jenis permainan yang telah ada sejak masa lampau dan diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Permainan ini sudah mulai terlupakan oleh anak-anak zaman sekarang, karena mereka lebih sibuk dengan gadget.
Dikutip dari buku “Permainan Tradisional Anak Nusantara” Karya Rizky Yulita Dalam buku kecil ini, anak-anak akan diperkenalkan kembali dengan permainan tradisional Nusantara
Permainan tradisional ini pernah ada dan dimainkan oleh anak-anak pada tahun 1970-an sampai dengan 1990-an dengan mengangkat moto “Permainan anak Nusantara adalah permainan anak Indonesia.”
Berikut 7 permainan nya :
Permainan Karet
Siapa yang tidak mengenal permainan karet? Dahulu, permainan ini sangat populer di kalangan anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, meskipun umumnya dimainkan oleh anak perempuan.
Karet yang digunakan adalah karet gelang, baik berwarna hijau maupun merah.
Sebelum mulai bermain, karet tersebut biasanya dianyam terlebih dahulu menjadi tali. Anda bisa membuat anyaman dengan dua, tiga, empat, atau sebanyak yang diinginkan.
Engklek
Engklek merupakan permainan tradisional di Indonesia yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
Sebagian pendapat mengatakan permainan ini berasal dari Inggris. Permainan ini dikenal juga dengan nama batu lempar atau gacok.
Kelereng (Gundu)
Permainan kelereng, yang juga dikenal sebagai gundu atau guli, memiliki beragam sebutan di berbagai daerah.
Di Jawa, permainan ini disebut nekeran, di Palembang dikenal sebagai ekar, dan di Banjar disebut kleker.
Umumnya, permainan ini digemari oleh anak laki-laki, meskipun sesekali anak perempuan juga ikut bermain.
Terdapat berbagai variasi permainan kelereng, dan berikut adalah beberapa bentuk yang sering dimainkan oleh anak-anak.
Congklak
Permainan ini dikenal di seluruh Indonesia dengan sebutan yang berbeda-beda sesuai daerah.
Di Jawa, permainan ini disebut dakon, sementara masyarakat Sumatra umumnya menyebutnya congklak.
Di Lampung, permainan ini dikenal sebagai dentuman, dan di Sulawesi, masyarakat menamainya mokaotan.
Hula Hoop
Hula hoop, atau rotan pinggang, adalah permainan tradisional dari Nusantara yang pada awalnya terbuat dari rotan.
Seiring dengan perkembangan zaman, hula hoop kini tersedia dalam bahan plastik.
Permainan ini tergolong mudah namun menantang, memerlukan keterampilan dan latihan untuk menguasainya.
Bagi pemula, jangan menyerah untuk terus berusaha hingga berhasil.
Hula hoop hadir dalam berbagai ukuran, dengan yang kecil biasanya diperuntukkan bagi anak-anak, sementara ukuran yang lebih besar untuk orang dewasa.
Ular Naga Panjangnya Bukan Kepalang
Permainan ini juga dapat ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Permainan ular naga dimainkan oleh lima hingga delapan anak,
namun jumlahnya bisa lebih, tergantung pada panjang ular naga yang ingin dibuat.
Permainan ini dilakukan secara kompak, di mana dua anak saling berpegangan membentuk pintu gerbang,
sementara anak-anak lainnya berpegangan pada pinggang teman di depannya, membentuk ular naga.
Injit-Injit Semut
Injit-injit semut dapat dimainkan oleh dua orang atau lebih. Semua pemain duduk di lantai membentuk lingkaran. Tangan para pemain saling dijadikan satu, kemudian mencubit tangan pemain yang ada di bawahnya.
Tangan-tangan yang saling mencubit dan tersusun rapi ke atas digoyang-goyangkan ke atas dan ke bawah sambil menyanyikan lagu “Injit-injit semut, siapa sakit naik ke atas.” Tangan yang berada di posisi paling bawah akan bergerak naik ke atas, dan permainan berlanjut.
Dengan berbagai permainan tradisional yang penuh keceriaan dan kebersamaan, kita dapat melestarikan budaya Nusantara sekaligus menjaga kekompakan dan kebahagiaan dalam setiap permainan yang kita lakukan.
Jadi, permainan tradisional harus dilanjutkan ke anak cucu agar mainan ini tidak akan hilang dari peradaban apalagi anak sekarang dominan menggunakan gadget.