Bopelnews– Tips dari FBI Cara Mengatasi Penipuan Online Berbasis AI
AI generatif adalah alat bantu yang sah untuk membantu orang membuat konten. Namun, AI bisa disalahgunakan untuk memfasilitasi kejahatan seperti penipuan dan pemerasan.
FBI memperingatkan banyak penipu menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas skema penipuan online.
AI generatif adalah alat bantu yang sah untuk membantu orang membuat konten. Namun, alat tersebut dapat disalahgunakan untuk memfasilitasi kejahatan seperti penipuan dan pemerasan.
Aktivitas yang berpotensi jahat tersebut mencakup teks, gambar, audio, kloning suara, dan video.
Penggunaan video, gambar, dan teks yang dihasilkan AI, misalnya bisa digunakan untuk menyamar sebagai penegak hukum, eksekutif, atau figur otoritas lainnya untuk meminta pembayaran atau informasi.
Teks, gambar, dan video yang dihasilkan AI bahkan dapat digunakan dalam materi promosi dan situs web untuk menarik korban ke dalam skema investasi yang curang, termasuk penipuan mata uang kripto.
Terkait hal ini FBI berbagi saran tentang cara mengidentifikasi dan mempertahankan diri dari penipuan tersebut.
Tips Khusus dari FBI
Meskipun perangkat AI generatif dapat meningkatkan kredibilitas skema penipuan hingga ke tingkat yang membuatnya sangat sulit dibedakan dari kenyataan, FBI tetap mengusulkan beberapa langkah yang dapat membantu dalam sebagian besar situasi.
Berikut lagkah-langkah mudah yang perlu kamu lakukan:
- Buat kata atau frasa rahasia dengan keluarga untuk memverifikasi identitas.
- Cari ketidaksempurnaan halus pada gambar/video (misalnya, tangan yang terdistorsi, wajah yang tidak beraturan, bayangan aneh, atau gerakan yang tidak realistis).
- Dengarkan nada atau pilihan kata yang tidak wajar dalam panggilan untuk mendeteksi kloning vokal yang dihasilkan AI.
Bea Cukai Imbau Masyarakat Waspada Penipuan Online
Di sisi lain, Direktorat Jenderal Bea Cukai (Ditjen Bea Cukai) mengimbau masyarakat waspada terhadap penipuan yang berpura-pura menjadi petugas Bea Cukai. Hal seiring nama instansi bea cukai yang dicatut dalam modus penipuan.
Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo menuturkan, masyarakat perlu waspada, karena penipu sering kali berpura-pura menjadi petugas Bea Cukai dan mengklaim barang yang dibeli secara online terhambat. Hal ini karena masalah dokumen atau bahkan dikenakan denda dan sanksi pidana karena dianggap ilegal.