Bopelnews – 2 Cara Belajar Efektif Anak Generasi Alpha
Generasi Alpha atau yang lahir pada tahun 2010 hingga 2020-an memiliki ciri khas tersendiri dari generasi lain. Berbeda dengan generasi 90-an yang tidak banyak mengenal dunia teknologi dan digital, generasi Alpha justru lahir dengan kecanggihan teknologi digital yang masif. Salah satunya adalah kehidupan mereka yang terintegrasi dengan teknologi seperti smartphone, tablet, dan internet. 2 Cara Belajar Efektif
Hal ini membuat generasi tersebut memiliki berbagai keunikan termasuk dalam cara belajarnya dan berpikir kreatif. Untuk para orangtua atau guru yang memiliki anak generasi alpha harus tahu apa saja cara belajar yang sesuai.
Dian Fitri Nur Aini, dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyampaikan apa saja cara belajar bagi generasi Alpha cepat menyesuaikan diri dengan teknologi.
Menggunakan e-book dan e-quiz “Mereka lebih nyaman
belajar dengan dukungan teknologi seperti e-book dan e-quiz, dibandingkan dengan metode pembelajaran biasa,” kata dia dilansir dari rilis UMM.
Sesuai dengan karakteristik itu, peran guru atau orangtua pada generasi alpha juga mengalami perubahan. Guru bukan lagi hanya menjadi sumber pengetahuan utama, tetapi juga menjadi fasilitator pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi dengan aktivitas fisik yang menyenangkan. Sehingga guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih menarik dan bervariasi.
Permainan edukatif berbasis teknologi menjadi kunci dalam metode pembelajaran yang efektif untuk generasi Alpha. Seperti aplikasi Kahoot!, Quizizz, dan Wordwall yang tidak hanya dapat digunakan sebagai media pembelajaran, tetapi juga sebagai instrumen evaluasi yang interaktif,” ungkapnya.
Lebih banyak menggunakan teknologi
Tak hanya sebagai pengguna, generasi alpha juga harus mengembangkan keterampilan individu seperti technical skill. Menguasai alat-alat digital dan perangkat lunak yang relevan dengan dunia mereka. Selain itu, kemampuan berpikir konseptual juga sangat penting.
Termasuk di dalamnya berpikir kreatif, merancang solusi untuk masalah kompleks, dan mengintegrasikan berbagai informasi dari berbagai sumber.
Pun dengan keterampilan interpersonal yang menjadi pondasi penting untuk sukses di masa depan. Generasi alpha juga perlu belajar berkomunikasi secara efektif, bekerja sama dalam tim, dan membangun hubungan yang baik dengan orang lain.
Kemampuan berkolaborasi juga dapat dilatih melalui pembelajaran berbasis proyek. Ini tidak hanya membantu mereka mengasah keterampilan berpikir kritis, tetapi juga meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah yang kompleks,”
Porsi teknologi harus pas
Meskipun peran teknologi semakin krusial di era generasi alpha, pembatasan dalam penggunaan gadget juga perlu diperhatikan. Terutama dalam hal yang tidak mengandung unsur akademik.
Misalnya, game dan media sosial yang tidak jarang memunculkan ragam permasalahan. Apabila penggunaan teknologi tidak sesuai dengan kebutuhan, akan muncul berbagai dampak buruk.
Di antaranya, perubahan pola interaksi sosial, ketergantungan pada teknologi, individualisme dalam belajar yang dapat mengurangi keterampilan kolaborasi, hingga turunnya fokus belajar karena gangguan dari hiburan gadget.
Gen Alpha berpotensi untuk menjadi generasi yang kreatif, inovatif dan mampu menjawab tantangan global yang berkaitan dengan kebutuhan pekerjaan. Dengan pemahaman dan penggunaan yang tepat, teknologi dapat menjadi alat yang memajukan, bukan menjadi penghambat perkembangan di masa depan.