Bopelnews –Ini Tren Teknologi 2024 yang Perlu Diantisipasi, dari Cloud hingga Ransomware Bertenaga AI
Akamai Technologies memprediksi perkembangan komputasi awan (cloud) dan ancaman siber (termasuk ) yang semakin ransomware canggih akan menjadi tren teknologi yang mewarnai dunia bisnis pada 2024.
Direktur Teknologi Komputasi Cloud Akamai Technologies, Jay Jenkins, mengungkapkan pemicu pertama perkembangan cloud adalah karena upaya perusahaan melakukan penyesuaian pengeluaran terhadap sistem cloud, mereka melihat saat ini banyak perusahaan kian tertarik pada strategi multi-cloud dan hybrid cloud.
Ia menilai tren ini akan berlanjut hingga 2024. Penerapan multi-cloud dan hybrid cloud bakal menciptakan arsitektur sistem yang terdistribusi. Pada saat yang sama, sejumlah perusahaan berupaya meningkatkan efektivitas dan keandalan aplikasi yang mereka kembangkan.
Peralihan ke komputasi terdistribusi hanyalah permulaan. Kunci keberhasilannya, kata Jenkins, akan bergantung pada penerapan database terdistribusi secara luas, yang seharusnya memberikan landasan bagi para pengembang untuk menciptakan model-model arsitektur yang inovatif.
Ini Tren Teknologi 2024
tidak hanya berbicara tentang penerapan, namun juga kombinasi optimalisasi dan evolusi arsitektur,” ia menambahkan.
Tren kedua adalah terjadinya peningkatan kinerja aplikasi perusahaan yang berujung pada adanya tuntutan peningkatan kinerja komputasi.
Peningkatan kinerja aplikasi adalah tantangan berat bagi perusahaan, sebab konsekuensinya adalah terhadap pengalaman pengguna. Jika pengalaman pengguna di bawah standar, hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan.
“Konsumen modern selalu mengharapkan, dan dalam kondisi tertentu menuntut, interaksi aplikasi yang lancar dan responsif. Kelambatan apa pun yang terjadi pada kinerja aplikasi dapat menyebabkan ketidakpuasan dan penurunan kepercayaan terhadap merek,” Jenkins menguraikan.
Tren Ketiga
Tantangan ini diperkirakan bakal meningkat pada tahun 2024, seiring dengan semakin berkembangnya penerapan perangkat yang saling terhubung oleh berbagai perusahaan, yang semuanya akan bergantung pada pertukaran data secara real-time di seluruh sistem terdistribusi.
Penerapan sistem ini memberikan pengalaman pengguna yang memuaskan, sehingga memastikan pentingnya komunikasi antar mesin yang andal dan efisien.
Tren ketiga adalah tumbuhnya kebutuhan akan sumber daya manusia yang terampil di bidang teknologi cloud, pengembangan software, dan administrasi sistem di tahun depan.
Hal ini dipicu oleh transisi ke infrastruktur dan layanan cloud, pengeluaran yang meningkat, dan risiko kenaikan biaya dan gangguan operasional lantaran tingginya biaya komputasi, kekhawatiran terhadap vendor lock-in serta ketergantungan pada penyedia cloud tertentu.
Bahaya Ancaman Ransomware
Di sisi lain, tahun 2024 juga bakal diwarnai oleh bahaya ancaman siber yang semakin canggih. Salah satunya adalah munculnya ransomware yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI).
Serangan ransomware pada 2024 diprediksi akan berlangsung tanpa henti dan dapat sangat memengaruhi banyak organisasi yang belum sempat melakukan persiapan.
“Sebagian besar dari serangan ini melibatkan serangkaian taktik dan teknik yang dikenal sebagai model rantai mematikan (kill chain).
Selain itu, ransomware yang dipandu oleh chatbot AI akan membuat serangan terhadap korban lebih skalabel dan efisien.
Perlunya Literasi AI
Untuk melindungi aset penting, perusahaan harus mengadopsi arsitektur zero trust, termasuk mikrosegmentasi.
“Meskipun AI akan selalu berperan dalam keamanan, organisasi harus memprioritaskan aspek-aspek keamanan yang mendasar ketimbang AI generatif.
Pentingnya Menjaga Informasi Identifikasi Pribadi
Ia menekankan keamanan siber akan berkembang dari bersifat reaktif menjadi pendekatan yang lebih ofensif.
Lebih lanjut, dia mengatakan, institusi-institusi di sektor publik akan mulai menyadari pentingnya menjaga Informasi Identifikasi Pribadi (PII), dan akan semakin mengadopsi arsitektur zero trust untuk meminimalkan kebocoran data.
Lalu, phishing tools, yang dilengkapi dengan kecanggihan AI generatif, akan menciptakan lebih banyak deepfake dengan cara yang lebih mudah. Hal ini pun meningkatkan serangan rekayasa sosial (social engineering) ke level yang luar biasa baru pada tahun depan.
Baca juga : Tren AI yang bakal Populer Tahun 2030-an
Ini Tren Teknologi 2024 yang Perlu Diantisipasi, dari Cloud hingga Ransomware Bertenaga AI