Bopelnews – Perbandingan SPKLU dan EV 1:17
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang dioperasikan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan perbandingan antara Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di seluruh Indonesia setidaknya mencapai satu banding 17 pada 2025 mendatang.
“Diharapkan di 2025 kita bisa mengejar penyediaan (SPKLU) menjadi satu banding 17 sampai satu banding 20,”
kata Executive Vice President Divisi Pengembangan Produk Niaga PLN Ririn Rachmawardini dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (10/1/2024).
Mengenai penyediaan tersebut, Ririn mengungkap PLN mengambil praktik dasar dari Eropa yang telah mencapai satu banding 17 hingga satu banding 20. Hingga saat ini, lanjut dia, ketersediaan SPKLU dibandingkan populasi EV di Indonesia mencapai satu banding 24.
Dengan target 3.000 SPKLU hingga akhir 2024, jumlah SPKLU terbangun hingga saat ini, menurut Ririn, adalah sebanyak 2.667 unit. Jumlah tersebut terus bertambah sembilan kali lipat sejak 2021 hingga 2023.
“Alhamdulillah dari 2021 sampai 2023, kenaikannya itu sudah sembilan kali lipat dari 2021, mobil pun begitu,
namun walaupun begitu kita masih kejar-kejaran mencapai seperti praktik dasar di Eropa kurang lebih satu banding 17 sama satu banding 20,” imbuhnya.
Lebih lanjut, kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi kunci untuk mempercepat pertumbuhan SPKLU di Tanah Air.
Perbandingan SPKLU dan EV 1:17
“Kolaborasi ke semua pemangku kepentingan itu terus dilakukan, khususnya juga kami membantu bagaimana meyakinkan para investor untuk penyediaan SPKLU ini,” ungkapnya.
Beragam kerja sama dengan swasta seperti Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) otomotif serta penyediaan
program potongan harga untuk penanam modal SPKLU dilakukan untuk mendongkrak penyebaran SPKLU.
“Untuk mempercepat adopsi ini kita juga memberikan relaksasi kepada pengusaha berupa diskon 50 persen untuk
biaya penyambungan mesin pengisian daya, kemudian kita juga koordinasi dan mengawal untuk tarif curah kepada penyedia charger ini,” kata Ririn.
“Jadi diharapkan hal ini bisa semakin mempercepat pertumbuhan penyediaan charger di Indonesia,” ia menambahkan.