Bopelnews – Google Luncurkan Model Pertama Gemini 2.0, Performa 2 Kali Lebih Cepat
resmi meluncurkan model pertama dari rangkaian model Gemini 2.0 yakni versi eksperimental Gemini 2.0 Flash. Model ini memanfaatkan kesuksesan Gemini 1.5 Flash yang menawarkan performa lebih baik dan waktu respons yang sama cepatnya.
Google Luncurkan Model Pertama
Tidak hanya itu, model terbaru ini juga dilengkapi kapabilitas baru. Selain mendukung input multimodal seperti gambar, video, dan audio, 2.0 Flash sekarang mendukung output multimodal seperti teks dan gambar yang dihasilkan secara native.
Selain itu, model ini mendukung pula audio multibahasa text-to-speech (TTS) yang bisa dikendalikan, termasuk secara native mampu memanggil tool lain seperti Google Search, eksekusi mode, serta fungsi yang ditentukan pengguna pihak ketiga.
Gemini di seluruh dunia
Dalam sesi online bersama media, disebutkan telah tersedia sebagai model eksperemintal bagi para developer melalui Gemini API di Google AI Studio dan Vertex AI. Kemudian, akan lebih banyak ukuran model pada Januari tahun depan.
Selain itu, Google juga akan merilis Multimodal Live API baru yang memiliki audio real-time, input streaming audio, serta menggunakan alat kombinasi untuk membantu developer membuat aplikasi yang dinamis dan interaktif.
Saat ini, pengguna Gemini di seluruh dunia juga bisa mengakses versi 2.0 Flash Experimental yang dioptimalkan untuk chat. Model ini dapat diakses dengan memilihnya di drop-down model pada versi desktop serta web seluler.
Rencananya, versi ini juga akan segera tersedia di aplikasi mobile Gemini. Kemudian, awal tahun depan, perusahaan berencana menambahkan ke lebih banyak produk Google.
Google Gemini Populer di Indonesia, Dipakai untuk Apa Saja?
Gemini, chatbot besutan Google disebut telah berhasil menarik minat para pengguna, termasuk di Indonesia. Terlebih, chatbot tersebut kini sudah mendukung Bahasa Indonesia sejak Juni 2024.
Menurut Group Product Manager Gemini Jules Walter, pengguna Indonesia telah memanfaatkan Gemini untuk berbagai macam hal. Bahkan, Google mencatat ada beberapa contoh penggunaan Gemini yang cukup populer di Indonesia.
“Sungguh menarik melihat betapa bermanfaatnya teknologi ini. Secara khusus di Indonesia, kami menemukan ada beberapa contoh penggunaan (Gemini) yang paling sering,” tutur Jules dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta.
Jules menuturkan, salah satu penerapan Gemini AI yang cukup populer adalah sebagai bantuan akademik. Ia mengatakan, telah berbicara dengan sejumlah siswa yang bercerita tentang cara Gemini membantu mereka mempelajari materi pembelajaran.
“Sebagai contoh, ada beberapa orang yang bertanya lebih lanjut tentang informasi tabel periodik. Lalu, ada pula yang meminta (Gemini) membuatkan kuis untuk topik tersebut,” tuturnya lebih lanjut.
Gemini Diajak Brainstorming
Selain untuk kebutuhan akademis, Gemini juga disebut membantu penggunanya untuk melakukan brainstorming. Sebagai contoh, ada guru yang memanfaatkan chatbot ini untuk bertukar pikiran mengenai cara menarik mengajarkan topik tertentu.
Hal lain yang juga menarik, menurut Jules, ada beberapa pengguna yang memanfaatkan Gemini untuk sekadar mengobrol atau meminta saran.
“Lalu, kami juga melihat orang-orang juga meminta nasihat (pada Gemini), layaknya yang dilakukan pada orang lain,” ujarnya menjelaskan. Jules menuturkan, hal ini membuat Google Gemini memiliki pendekatan yang terbilang personal.
Tidak hanya tiga tugas tersebut, Gemini juga kerap dimanfaatkan untuk menjelajahi konten, menerjemahkan, membantu pengguna bekerja lebih cerdas, menciptakan media, menulis, coding, hingga belanja.
“Di Google, tujuan kami dan saya pribadi adalah memberikan akses ke AI kepada semua orang, serta melakukannya dengan cara yang berani dan bertanggung jawab,” ujarnya menutup pernyataan.
Google Luncurkan Model Pertama Gemini 2.0, Performa 2 Kali Lebih Cepat