Bopelnews – Gacha di Game Online Bikin Kecanduan?
Di jaman sekarang ini, banyak game, baik yang ada di ponsel atau komputer ataupun console, menggunakan sistem gacha sebagai salah satu fitur utama mereka.
Gacha adalah mekanisme di mana pemain mengeluarkan sejumlah mata uang dalam game (sering kali mata uang ini hanya bisa didapat melalui pembelian dengan uang asli) untuk mendapatkan barang atau karakter di dalam gim secara acak.
Fenomena ini sudah mendunia, tentu saja fenomena ini juga memicu perdebatan, terutama terkait kecanduan. Apa yang membuat gacha begitu adiktif, dan bagaimana ini berkaitan dengan fungsi otak, serta psikologi manusia? Yuk, kita bahas!
Gacha: Mengapa Kita Tertarik?
Sistem gacha mirip dengan slot atau undian, ataupun judi. Pemain bertaruh untuk mendapatkan hadiah dengan harapan mendapatkan sesuatu yang langka atau berharga. Konsep ini didasarkan pada variable ratio reinforcement, yaitu bentuk penguatan yang memberikan hadiah setelah sejumlah tindakan tertentu secara acak. Hal ini dikenal sebagai salah satu dari banyak mekanisme yang efektif untuk menciptakan perilaku yang konsisten.
Ketika seseorang mendapatkan hadiah atau barang yang diincar, otak menghasilkan lonjakan dopamin, hormon yang terlibat dalam rasa puas dan kebahagiaan. Lonjakan ini menciptakan adanya keinginan untuk mengulang kejadian itu karena pemain ingin kembali merasakan kesenangan tersebut.
Psikologi di Balik sistem Gacha
Teman-teman penasaran enggak sih, bagaimana bisa hal sesimpel gacha itu memengaruhi proses berpikir dan berperilaku?
Sistem gacha dirancang untuk memanfaatkan berbagai bias-bias psikologis seperti:
Near-miss effect: Jika pemain hampir memenangkan hadiah utama, biasanya mereka akan cenderung merasa lebih termotivasi untuk melakukan gacha lagi.
Loss aversion: Pemain takut kehilangan kesempatan langka atau barang langka sehingga terdorong untuk terus melakukan gacha.
Sunk cost fallacy: Ketika seseorang yang sudah menghabiskan banyak waktu atau uang untuk gacha, maka dalam diri mereka akan merasa sayang untuk berhenti dan malah terus melanjutkan karena perasaan sayang tersebut.