Bopelnews – Pentingnya Pencegahan TBC bagi ODHA
ODHA berisiko sangat tinggi tertular tuberkulosis (TB) karena sistem kekebalan tubuhnya melemah sehingga rentan terhadap penyakit, termasuk infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab TB.
TB merupakan penyebab kematian tertinggi bagi ODHA. Laporan WHO mencatat bahwa 25 persen kasus TB pada ODHA mengakibatkan kematian.
Oleh karena itu, Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) sangat penting bagi ODHA, namun menurut Ina, saat ini baru 6,1 persen ODHA yang mendapatkan TPT.
Melalui pendekatan komunikasi, informasi, dan edukasi adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatan cakupan TPT
Efek samping menjadi salah satu kendala ODHA untuk mengonsumsi TPT di samping banyaknya obat yang harus diminum.
Pentingnya Pencegahan TBC bagi ODHA
Kurangnya edukasi dan pemahaman menyebabkan keengganan mengonsumsi TPT. Hal ini dikarenakan terapi pencegahan TBC harus dilakukan hingga tiga bulan.
Selama kurun waktu tersebut, individu yang memiliki kontak serumah dengan kasus TBC harus mengonsumsi obat tanpa henti.
Obat diminum satu hingga tiga kali seminggu tergantung jenisnya. Bagi orang yang kurang paham, cenderung enggan mengonsumsinya. Apalagi tidak merasa sakit.
Penelitian menunjukkan bahwa pemberian TPT dapat menurunkan risiko TBC hingga 28-86 persen pada seluruh populasi berisiko, termasuk pasien HIV.
Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat mengirimkan bantuan TPT ke Indonesia. Bantuan berupa 145.070 paket kombinasi TPT jangka pendek tersebut kini mulai disalurkan ke daerah prioritas.
Prosedur yang berlaku saat ini adalah setiap orang yang positif HIV juga harus menjalani tes TBC, dan sebaliknya, pasien TBC harus menjalani tes untuk mengetahui apakah mereka positif HIV atau tidak.
Pentingnya Pencegahan TBC bagi ODHA