Bopelnews – Pesawat Antariksa Nasa Mencatat Sejarah
Pesawat Antariksa Nasa Mencatat Sejarah , Wahana Antariksa Pencatat Sejarah Pertama NASA, Parker Solar Probe saat ini tengah menyelam ke atmosfer
luar Matahari dan mencoba menghadapi panas dan radiasi ekstrem.
Dengan semakin mendekati Matahari, wahana ini diharapkan dapat membantu manusia lebih memahami cara kerja Matahari.
Kepala sains NASA, Dr. Nicola Fox, mengatakan kepada BBC News, “Selama berabad-abad orang telah mempelajari Matahari.
tetapi manusia tidak merasakan atmosfer suatu tempat sampai mereka benar-benar mengunjunginya. Jadi manusia tidak dapat benar-benar merasakan atmosfer Matahari kecuali kita terbang melewatinya.”
Sekadar informasi, wahana antariksa Parker Solar Probe diluncurkan pada tahun 2018 menuju Matahari, pusat Tata Surya manusia.
Pesawat ini disebut telah melintasi Matahari sebanyak 21 kali dan kini semakin dekat. Namun, kunjungan pada Malam Natal akan memecahkan rekor.
Sebab pada jarak terdekatnya, pesawat ini berada pada jarak 3,8 juta mil atau 6,2 juta km dari permukaan Matahari.
Tahan Suhu Panas Ekstrem
Dari jarak tersebut, mungkin tidak tampak terlalu dekat. Namun, Nicola Fox menjelaskan perspektif ilmuwan.
“Kita berjarak 93 juta mil dari Matahari, jadi jika saya menempatkan Matahari dan Bumi pada jarak satu meter, Parker Solar Probe berjarak 4 cm dari Matahari, jadi itu cukup dekat,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa wahana antariksa itu harus mampu menahan suhu
1.400 derajat Celcius dan radiasi yang dapat merusak peralatan elektronik di dalamnya.
Wahana ini dilindungi oleh perisai komposit karbon dengan ketebalan 11,5 cm atau 4,5 inci. Namun, taktik wahana antariksa itu adalah masuk dan keluar dengan cepat.
Memiliki Kecepatan Kilat yang Setara dengan Kartun Sonic
Bahkan, pesawat ini mampu bergerak lebih cepat daripada benda buatan manusia mana pun. Kecepatannya mencapai 430.000 mph atau setara dengan terbang dari London ke New York dalam waktu kurang dari 30 detik.
Para ilmuwan berharap, saat wahana antariksa ini melewati atmosfer luar
Matahari atau korona, ia dapat memecahkan misteri yang selama ini menjadi pertanyaan banyak ilmuwan.
Astronom di Fifth Star Labs, Jennifer Millard, mengatakan korona memiliki
suhu yang sangat panas dan hingga kini belum diketahui apa penyebabnya.
“Permukaan Matahari bersuhu 6.000 derajat Celsius atau lebih, tetapi korona yang
dapat Anda lihat saat gerhana Matahari bersuhu jutaan derajat lebih panas dan letaknya jauh dari Matahari,” katanya.
Ilmuwan Pelajari Matahari
Selain menjawab pertanyaan tentang korona, misi ini juga dapat membantu para
ilmuwan memahami angin matahari, aliran partikel bermuatan konstan yang keluar dari korona.
Saat partikel-partikel ini berinteraksi dengan medan magnet Bumi, langit pun diterangi aurora.
Namun, cuaca antariksa yang disebabkan Matahari juga dapat menimbulkan
masalah mulai dari kemampuan melumpuhkan jaringan listrik, sistem elektronik, hingga sistem komunikasi.
“Memahami Matahari, aktivitasnya, cuaca luar angkasa, angin matahari, akan menjadi sangat penting bagi kehidupan sehari-hari di Bumi,” kata Millard.
perisai setebal 11,5 cm (4,5 inci). Namun, strategi pesawat luar angkasa ini adalah masuk dan keluar dengan cepat.
Secepat kilat, seperti kartun Sonic.
Pesawat ini benar-benar dapat melaju lebih cepat daripada benda buatan mana pun.
Pesawat ini dapat terbang dari London ke New York dalam waktu
kurang dari 30 detik berkat kecepatannya yang mencapai 430.000 mph.
Saat pesawat luar angkasa ini melintasi atmosfer luar Matahari, atau korona,
para ilmuwan berpikir bahwa pesawat ini mungkin dapat menjawab teka-teki yang telah lama membingungkan mereka.
Jennifer Millard, seorang astronom di Fifth Star Labs, menyatakan bahwa alasan di balik suhu korona yang sangat tinggi belum diketahui.
“Korona, yang terlihat selama gerhana matahari, jutaan derajat lebih panas
dan jauh lebih jauh dari Matahari daripada permukaannya, yaitu 6.000 derajat Celsius atau lebih,” katanya.
Matahari dipelajari oleh para ilmuwan.
Proyek ini dapat membantu para ilmuwan lebih memahami angin matahari, aliran partikel
bermuatan yang muncul dari korona, selain memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai korona.
Aurora menerangi langit saat partikel-partikel ini berinteraksi dengan medan magnet Bumi. Namun, cuaca luar angkasa Matahari juga dapat menyebabkan masalah yang dapat mengganggu jaringan komunikasi, sistem elektronik, dan jaringan listrik.
“Kehidupan sehari-hari di Bumi akan sangat diuntungkan dari pemahaman tentang Matahari, aktivitasnya, cuaca luar angkasa, dan angin matahari,” kata Millard.