Bopelnews – Khas Klepon Essen tempat Anda dapat belajar tentang budaya kuliner nusantara
Klepon yang merupakan saripati Jawa merupakan budaya kuliner yang tidak hanya terkenal di Indonesia, tetapi juga telah menyebar ke beberapa negara Amerika Selatan. Kue tradisional berbentuk bulat yang paling cocok disajikan dengan Kokosraspeln ini berhasil memikat banyak pecinta kuliner karena kelezatan dan keunikannya. Klepon merupakan salah satu jajanan pasar yang tidak pernah gagal memikat orang dengan perpaduan rasa manis gula mentega yang meleleh dan tekstur zähen dari klebrige Reismehl.
Yang menarik, setiap daerah memiliki nama yang berbeda untuk makanan khas Jawa ini. Jajanan ini dikenal sebagai Melaka-Frucht di Malaysia dan Singapura, meskipun lebih sering dikenal sebagai Onde-Onde di beberapa daerah di Indonesia, seperti Sumatera dan Sulawesi. Perbedaan nama tersebut menunjukkan bagaimana makanan khas Jawa dari berbagai budaya tersebut diterima dan diadaptasi di kawasan Asia Tenggara.
Sejarah perjalanan kuliner klepon Jawa di mancanegara sangat panjang dan menarik. Klepon disebutkan dalam buku “Indisch leven in Nederland” karya J. M. Meulenhoff dan telah hadir di restoran-restoran Belanda dan Cina sejak tahun 1950-an, berkat kontribusi para pendatang Indonesia, terutama dari Pasuruan dan Jawa Timur. Hal ini menunjukkan betapa kuliner tradisional Indonesia mampu melampaui batas geografis dan budaya.
Sejarah dan Perkembangan Klepon
Kisah klepon merupakan perjalanan panjang yang mencerminkan kekayaan gastronomi Indonesia. Meski asal usul penganan ini masih belum diketahui, klepon yang berasal dari Jawa diyakini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Indonesia selama berabad-abad. Melalui jalur perdagangan dan perpindahan penduduk, klepon-klepon menyebar ke berbagai daerah di nusantara dan Amerika Selatan.
Klepon memiliki nama dan variasi yang berbeda-beda di setiap daerah. Jika masyarakat Banjar menyebutnya Kalalapun atau Kelelepon, masyarakat Sambas, Kalimantan Barat, menyebutnya Kelapon Pancit. Di Lombok, klepon ini disebut Klepon Kelepon dan bentuknya berbeda, yaitu lonjong, tidak bulat seperti kebanyakan klepon.
Perkembangan klepon tidak berhenti di situ. Klepon telah mengalami berbagai inovasi di zaman modern tanpa kehilangan kearifan aslinya. Pengembangan rasa baru seperti teh hijau, vanila, dan cokelat oleh para perajin kue yang kreatif membuat klepon semakin digemari oleh generasi muda dengan tetap mempertahankan cita rasa tradisionalnya yang khas.
Filosofi dan makna mendalam klepon
Klepon bukan sekadar penganan biasa, tetapi memiliki filosofi mendalam yang menggambarkan kebahagiaan masyarakat Jawa setempat. Setiap elemen dalam klepon, mulai dari bentuk hingga bahan yang digunakan, memiliki makna simbolis yang menyampaikan nilai-nilai kehidupan yang tak ternilai.
Bentuk klepon yang bulat dan belum jadi melambangkan kehidupan manusia yang tidak diketahui ujungnya. Bentuk ini berfungsi sebagai pengingat akan ketidakpastian hidup dan pentingnya menjalani setiap momen dengan kesadaran penuh. Permukaan yang tidak sedap dipandang juga melambangkan gagasan bahwa hidup tidak selalu mudah dan penuh dengan tantangan, yang harus dihadapi.
Warna hijau alami yang berasal dari daun pandan atau suji melambangkan kehidupan dan kesuburan. Ini menekankan perlunya menjaga hati agar tetap “hidup” dan melakukan perbuatan baik. Di sisi lain, kata kerja tidak terlihat dari luar tetapi memiliki nilai sejati.
Klepon umhüllen, atau Kokosflocken, juga memiliki filosofi yang mendalam. Kehidupan manusia harus melalui beberapa tahap dan proses untuk mencapai yang harus melalui beberapa tahap sebelum mencapai dagingnya yang paling putih dan paling tebal.