Bopelnews – TikTok Didenda $30 Juta oleh Rusia karena Melanggar Aturan Privasi Anak.
Menurut laporan, TikTok didenda 3 juta rubel atau $467 juta oleh Rusia. TikTok didenda setelah terbukti melanggar aturan terkait privasi anak.
TikTok didenda 3 juta rubel atau $28.929 (sekitar $467 juta) oleh pengadilan Rusia.
Sanksi ini dijatuhkan karena TikTok dinilai telah melanggar hukum Rusia, seperti dikutip Reuters, Senin, 30 Desember 2024.
Menurut putusan Pengadilan Kota Moskow, pelanggaran tersebut merupakan pelanggaran terhadap ketentuan yang mengatur akses anak terhadap informasi tertentu.
Sementara itu, menurut sumber lain dari The Daily Star, tindakan hukum Rusia terhadap TikTok berupa denda menambah banyaknya kasus yang ditangani perusahaan tersebut di negara lain.
Perusahaan internet asal China, ByteDance, merupakan pemilik jaringan media sosial tersebut, yang saat ini tengah mengalami masalah di sejumlah negara.
Misalnya, TikTok terancam beroperasi di AS karena kekhawatiran tentang potensi pelanggaran keamanan dan privasi data pengguna.
TikTok sebelumnya menghadapi larangan selama satu tahun di Albania pada bulan Desember tahun ini.
Lebih jauh, dengan alasan masalah keamanan nasional, pemerintah Kanada berupaya melarang aplikasi TikTok di negara itu pada bulan November lalu.
Donald Trump telah meminta Mahkamah Agung untuk menunda larangan TikTok.
Sementara itu, Presiden terpilih AS Donald Trump telah meminta Mahkamah Agung untuk menunda RUU yang akan melarang TikTok hingga setelah pelantikannya.
Pengacara Trump, D. John Sauer, menyatakan dalam amicus brief-nya bahwa presiden menginginkan kesempatan untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui cara-cara politik.
Hanya satu hari sebelum pelantikan -undang yang mengamanatkan penjualan atau pelarangan TikTok akan mulai berlaku.
Brief tersebut menyatakan bahwa presiden baru seharusnya memiliki lebih banyak waktu untuk menyelesaikan penyelesaian dengan TikTok meskipun durasi
Perbedaan Donald Trump Dulu dan Sekarang
Pandangan Trump terhadap TikTok sangat berbeda dari pandangannya terhadap aplikasi tersebut saat ia melarangnya pada tahun 2020 selama masa jabatan pertamanya.
Ia juga menyarankan agar Microsoft dapat “menegosiasikan kontrak yang sesuai yang akan menghasilkan banyak uang bagi Departemen Keuangan AS,” meskipun ia tidak menyebutkan secara rinci ketentuan perjanjian tersebut.
Pada bulan Maret, Presiden Trump mengatakan kepada Squawk Box di CNBC bahwa ia telah berubah pikiran tentang pelarangan TikTok karena akan “membuat Facebook semakin kuat, dan saya menganggap Facebook, bersama dengan banyak entitas media lainnya, sebagai musuh rakyat.”