Bopelnews – Robot Ini Belajar Operasi Bedah Pakai Video
Tren teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) tidak hanya mendominasi beberapa sektor pekerjaan administratif, tetapi juga mulai merambah ke sektor kesehatan dan medis. Baru-baru ini, sekelompok peneliti menguji bagaimana teknik pelatihan AI yang sama seperti yang digunakan ChatGPT, diimplementasikan untuk melatih robot melakukan operasi bedah. Kelompok peneliti itu berasal dari John Hopkins University dan Stanford University. Mereka membuat model pelatihan AI menggunakan kumpulan video. Video itu merupakan rekaman lengan robot yang dikendalikan manusia untuk melakukan pembedahan
Dengan model tersebut, peneliti berharap mereka tak perlu memrogram setiap gerakan atau langkah dalam sebuah prosedur medis.
Sebagai gantinya, robot bisa “belajar” meniru tindakan yang ada di dalam video, sehingga proses pengaturannya lebih sederhana dan efisien. Pembelajaran yang dilatih mencakup belajar menggerakan atau mengendalikan jarum, mengikat simpul, hingga menjahit luka
Robot Ini Belajar Operasi Bedah Pakai Video
Dalam proses pelatihan yang diberikan, robot juga mampu melakukan hal selain yang ditiru lewat video, serta memperbaiki kesalahan sendiri tanpa harus diberi komando. Salah satunya adalah mengambil jarum yang jatuh. Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Gizmodo, Rabu (1/1/2025), para ilmuwan sudah mulai lanjut ke tahap pembelajaran berikutnya. Tim peneliti berencana untuk menggabungkan seluruh keterampilan bedah yang berbeda dalam satu operasi penuh yang dilakukan pada mayat hewan
Gagasan ini lahir ketka melihat adanya perkembangan dari pola pelatihan robot. Proses pembelajaran ini sudah dilakukan selama bertahun-tahun di ruang operasi. Laporan dari Journal Robotic of Surgery yang dipublikasi pada 2023, sudah ada sekitar 876.000 operasi yang dilakukan bersama robot pada 2020
Keterlibatan robot di ruang bedah memiliki dampak yang cukup siginifikan bagi para dokter. Dikarenakan untuk kondisi tertentu, robot dapat mencapai bagian tubuh tertentu dan melakukan tugas yang mana tidak bisa dilakukan oleh dokter bedah. Misalnya, operasi saraf yang memperlukan presisi tingkat tinggi. Ditambah, tangan robot tidak menderita tremor seperti kebanyakan manusia. Tangan robot juga terbilang ramping, cocok untuk melakukan tugas-tugas presisi, serta bisa menghindari masalah kerusakan saraf. Namun, dalam praktiknya, robot tetap akan dipandu manual oleh ahli bedah lewat alat pengontrol. Jadi, dokter bedah masih selalu memegang tanggung jawab
AI tidak selalu benar
Penelitian ini mengundang kekhawatiran baru di kalangan publik. Sebab, model AI yang dilatih dan dikembangkan saat ini, seperti ChatGPT sekalipun tidak bisa dikatakan cerdas sepenuhnya