Bopelnews – Ini Bukti Industri Game Indonesia Memasuki Zaman Keemasan
Saat ini, Indonesia tengah mengalami masa keemasannya. Kini, banyak developer lokal yang sukses melahirkan karya-karya yang tak kalah hebat dari luar negeri. Mulai dari cerita epik yang sarat sejarah hingga pengalaman bermain game yang inventif dan menegangkan, beragam game baru hadir dengan konsep dan cerita yang segar.
Beragam genre, seperti horor, real-time strategy, dan life simulator, hadir dalam game-game yang dirilis. Semuanya disajikan dengan gaya khas Indonesia. Kekhasan game-game ini tak hanya memikat pemain lokal, tetapi juga mampu memikat pemain dari mancanegara.
Para gamer di Indonesia kini memiliki kesempatan yang luar biasa untuk berkontribusi bagi karya anak bangsa dengan cara yang lugas namun mendalam. Mencoba demo game yang tersedia dan menambahkannya ke wishlist di situs web seperti Steam merupakan langkah awal yang sederhana namun penting.
Untuk menarik perhatian lebih di pasar global, developer perlu memiliki wishlist. Selain itu, hal ini memengaruhi kepercayaan investor dan penerbit, yang memungkinkan game terus berkembang hingga dirilis sepenuhnya. Kemungkinan game tersebut akan mendapat perhatian di pasar global meningkat seiring dengan jumlah daftar keinginan. Bantuan kecil ini dapat berdampak signifikan pada perkembangan industri game lokal.
Selain itu, ada berbagai macam game baru yang tersedia untuk dimainkan dan dimasukkan ke daftar keinginan. Di antaranya adalah Kriegsfront Tactics, yang menyajikan pendekatan baru dalam peperangan, Whisper Mountain Outbreak, yang bertema survival horror, dan Fall of Bali, yang mengangkat sejarah Bali. Game lain dengan pendekatan gameplay yang unik dan menarik termasuk Dongker Beats, The Chef’s Shift, dan Bamboo Warrior.
Selain itu, game seperti Karuma and the Falling Moon dan Qisah Tomang: Cycle Ends memperkenalkan prinsip-prinsip Indonesia ke dunia sambil menggabungkan komponen budaya lokal yang kuat. Banyak platform, mulai dari Android hingga Nintendo Switch, telah memungkinkan kreativitas pengembang lokal berkembang pesat.
Industri Video Game Afrika Selatan Diuntungkan oleh Pekerja Muda
Sewaktu masih muda, Devlyn van der Walt ingin bekerja sebagai pengembang video game. Ia memulai dengan membuat game kertas dan menyelipkannya ke dalam buku.
Karena industri game tidak begitu dikenal di kampung halamannya di Middelburg, Afrika Selatan, ia terus belajar dan berlatih hingga ia dipekerjakan oleh 24 Bit Games yang berkantor pusat di Johannesburg.
Devlyn menyukai pekerjaan yang menuntut dan menjadi bagian dari industri game yang kecil namun berkembang di Afrika Selatan. Menurut Nicolina Visentin-E’Silva, manajer studio 24 Bit Games, bisnis mereka dan pasar video game regional berkembang pesat. Beberapa game mereka, seperti “Broforce” dan “Cocoon,” telah menerima nominasi penghargaan Bafta.
Bahkan perusahaan gim video besar asal California, Annapurna Interactive, membeli 24 Bit Games. Keberhasilan ini sebagian dapat dikaitkan dengan budaya lokal yang profesional dan fleksibel serta banyaknya karyawan junior yang telah menerima pelatihan dari program universitas.
Menurut Arabella Rogerson dari Sea Monster Studios, perwakilan industri gim Afrika Selatan, pengembang gim Afrika Selatan merasa nyaman mengerjakan gim untuk pasar domestik dan luar negeri dan harganya cukup terjangkau jika dibandingkan dengan negara lain.
Namun, pasar gim Afrika Selatan relatif kecil meskipun prospeknya bagus. Ada sekitar 50 studio gim, sebagian besar relatif baru dan tidak menghasilkan banyak uang dari produksi mereka sendiri. Meskipun beberapa studio besar telah bergabung dengan pasar dunia, mereka lebih peduli dengan penyediaan layanan daripada membuat gim asli.
Ini Bukti Industri Game Indonesia Memasuki Zaman Keemasan