bopelnews – Trik Cerdas Menjawab Wawancara Kerja Tanpa Menyalahi Etika
Bagi para pencari kerja, wawancara kerja adalah momen krusial yang menentukan masa depan karier. Trik Cerdas Menjawab
Sebuah survei dari ResumeLab menunjukkan bahwa 70 persen pencari kerja mengakui pernah berbohong dalam resume atau wawancara kerja. Mereka membesar-besarkan keterampilan, memperindah tanggung jawab, atau bahkan mengubah sedikit detail jabatan.
Kebanyakan orang berbohong karena takut akan konsekuensi, keinginan untuk mendapatkan keuntungan pribadi, atau melindungi orang lain.
Namun, karena risiko ketahuan dan merusak karier nyata, aturan praktisnya adalah jangan pernah berbohong di resume atau wawancara kerja.
Namun, adakah penyesuaian cerita yang sah dilakukan agar peluang diterima semakin besar? Dilansir dari Forbes, berikut empat strategi dalam wawancara kerja yang bisa diterapkan agar tetap profesional dan menarik di mata perekrut.
Jangan Buruk-Burukkan Mantan Atasan
Menurut Avery Morgan, Chief Human Resources Officer di EduBirdie, menjaga kesan positif terhadap pengalaman kerja sebelumnya adalah hal penting.
Jika ditanya alasan meninggalkan pekerjaan lama, hindari membicarakan konflik atau keburukan mantan atasan.
Sebagai gantinya, gunakan jawaban yang lebih positif, seperti: “Saya mencari lebih banyak peluang untuk bertumbuh, dan peran ini sangat sesuai dengan tujuan saya.”
Dengan cara ini, Anda tetap jujur tanpa terjebak dalam drama kantor yang bisa merugikan citra profesional Anda.
Buat Diri Anda Terlihat Diminati
Tak peduli seberapa besar Anda menginginkan pekerjaan tersebut, jangan sampai terlihat putus asa di mata perekrut.
Alih-alih mengatakan bahwa ini adalah satu-satunya peluang yang Anda kejar, cobalah mengatakan: “Saya sedang mengeksplorasi beberapa tawaran yang bagus, tetapi saya sangat antusias dengan kesempatan ini.”
Strategi ini menciptakan kesan bahwa Anda adalah kandidat yang berharga dan tengah dilirik banyak perusahaan, yang bisa meningkatkan daya tawar Anda.
Sembunyikan Ambisi Menjadi Pengusaha
Jika pekerjaan ini hanya batu loncatan sebelum Anda memulai bisnis sendiri, lebih baik simpan informasi itu untuk diri sendiri.
Mengungkapkan niat menjadi wirausahawan bisa membuat perekrut ragu akan loyalitas Anda dalam jangka panjang. Sebagai gantinya, fokuslah pada bagaimana Anda ingin berkembang dalam perusahaan tersebut.
Hal yang sama berlaku jika Anda berencana mengambil cuti panjang untuk bepergian atau mengeksplorasi minat pribadi. Ketika ditanya tentang rencana lima tahun ke depan, lebih baik berbicara tentang keterampilan yang ingin Anda kembangkan dan kontribusi yang bisa Anda berikan.
Tampilkan Kepercayaan Diri Meski Tidak Memenuhi Semua Kriteria
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa tidak ada kandidat yang 100 persen memenuhi seluruh persyaratan pekerjaan.
Namun, alih-alih mengatakan: “Saya belum memiliki pengalaman langsung dalam bidang ini,” ubah menjadi: “Saya belum pernah menggunakannya, tetapi saya telah menghadapi tantangan serupa dan percaya diri bisa belajar dengan cepat.”
Ini menunjukkan sikap proaktif dan kesiapan untuk berkembang, yang sering kali lebih dihargai dibandingkan pengalaman teknis semata.
Menurut Morgan, wawancara kerja adalah permainan strategi dengan batas waktu singkat. Perekrut tidak memiliki cukup waktu untuk mengenal seluruh aspek kepribadian dan potensi kandidat.
Oleh karena itu, penyesuaian cerita dalam wawancara bukanlah penipuan, melainkan cara cerdas dalam membingkai pengalaman agar lebih relevan dengan posisi yang dilamar.
Menceritakan pengalaman kerja dengan strategi yang tepat dapat membantu Anda mendapatkan pekerjaan impian tanpa harus melanggar etika profesional.
Jadi, meskipun kejujuran tetap menjadi prinsip utama, sedikit “penyesuaian” dalam penyampaian bisa menjadi kunci kesuksesan dalam wawancara kerja.