Bopelnews – Bolu kemojo khas melayu
Berkunjung ke Riau, tak lengkap rasanya jika belum mencicipi Bolu Kemojo dan membawanya pulang sebagai oleh-oleh. Bolu yang memiliki Bentuk seperti bunga kamboja dan berwarna hijau ini adalah kuliner khas Riau yang tak boleh dilewatkan. Kue berwarna hijau dengan rasa manis yang dominan serta memiliki sedikit aroma dan rasa telur ini mampu memanjakan lidah para wisatawan di Riau. Ingin tahu lebih banyak tentang Bolu Kemojo Pekanbaru? Yuk, simak fakta-faktanya berikut ini!
1. Bolu Kemojo, warisan nenek moyang yang tak lekang oleh waktu
Ada sejarah yang menarik di balik setiap gigitan lezat Bolu Kemojo ini. Meski hampir semua orang di Riau tahu betul seberapa populer Bolu Kemojo ini, namun hanya sedikit yang benar-benar tahu asal muasal kue berbentuk bunga ini.
Bolu Kemojo yang juga sering disebut sebagai Bolu Kojo ini mendapatkan namanya dari kata kamboja. Hal ini tak lain karena bentuk cetakan atau loyang yang digunakan untuk membuat Bolu Kemojo berbentuk seperti bunga kamboja.
Kebiasaan membuat bolu ini diturunkan dari generasi ke generasi selama berpuluh-puluh tahun untuk berbagai acara adat. Pembuatannya pun melibatkan banyak orang secara bergotong royong, mengingat dalam berbagai acara adat, dibutuhkan Bolu Kemojo dalam jumlah yang sangat besar.
2. Bolu Kemojo dibuat tanpa bahan pengawet
Berbeda dengan bolu kebanyakan yang punya tekstur lembut dan seperti spons, Bolu Kemojo memiliki tekstur yang lebih padat dan tak jauh beda dengan kue basah alih-alih bolu kering. Menariknya lagi, resep yang diturunkan dari nenek moyang orang Riau ini sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet buatan dalam proses pembuatannya.
Kue ini dibuat dengan menggunakan tepung terigu, mentega, gula pasir, serta telur. Warna hijaunya pun berasal dari air daun suji yang dicampur dengan air daun pandan, bukan dengan pewarna buatan. Bolu Kemojo asli dibuat dengan cara dikukus tradisional untuk menghasilkan aroma khas yang tak bisa ditemukan di tempat lain.
Mengingat Bolu Kemojo dibuat tanpa bahan pengawet buatan, maka daya tahannya memang tak begitu lama. Jika digunakan untuk oleh-oleh, paling lama hanya bisa bertahan sekitar lima hingga tujuh hari saja dengan cara penyimpanan yang tepat. Sebenarnya tak masalah mengingat saat ini perjalanan via udara relatif singkat. Namun bagaimana pun juga, Bolu Kemojo lebih enak dimakan langsung segera setelah dihidangkan.
3. Tersedia dalam berbagai varian rasa
Seiring dengan perkembangan zaman dan keinginan untuk berkembang mengikuti selera pasar, kini Bolu Kemojo bisa dinikmati dalam berbagai varian. Tak perlu khawatir, rasanya tetap memanjakan lidah dan memiliki kekhasan kue tradisional yang bebas bahan pengawet.
Anda bisa menemukan berbagai varian rasa seperti coklat, durian, jagung, pisang, buah naga, dan masih banyak lainnya. Varian-varian tersebut menambahkan dimensi baru kelezatan kuliner yang tak pernah ada pada Bolu Kemojo sebelumnya. Berkat kehadiran varian baru ini pula, Bolu Kemojo sebagai jajanan tradisional tak kalah saing dari snack-snack modern yang kerap membanjiri generasi masa kini lewat iklan-iklan di televisi.
Sebagai oleh-oleh favorit, Bolu Kemojo Pekanbaru dibanderol harga yang cukup murah, umumnya hanya sekitar Rp 15.000 saja per buahnya. Harga yang murah dengan kelezatan optimal tanpa bahan pengawet ini membuat Bolu Kemojo mampu bersaing sebagai jajanan tradisional yang digemari masyarakat dari segala usia. Jadi, pastikan Anda membawa cukup banyak Bolu Kemojo untuk oleh-oleh keluarga dan kolega di rumah ya!