Bopelnews – Cerita Bryan yang Jadi Wisudawan Terbaik ITB dengan IPK 4
Nama Bryan Amirul Husna dinyatakan sebagai wisudawan terbaik dalam Wisuda Pertama Tahun Akademik 2024/2025 Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Sabtu, 26 Oktober lalu. Dia berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi. Cerita Bryan yang Jadi
Bryan, panggilan akrabnya, merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB. Ia sukses mengantongi IPK sempurna atau 4,00 dalam waktu 4 tahun perkuliahannya.
Merantau dari Yogyakarta, Bryan mengaku sudah bercita-cita untuk berkuliah di ITB. Ia terinspirasi dari presiden ketiga RI yakni Bacharuddin Jusuf Habibie, sehingga ingin masuk Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD).
Namun, dia akhirnya mendapatkan rekomendasi dari guru untuk memilih STEI ITB saat mendaftar SNMPTN.
Rahasia Bryan Bisa Mempertahankan IPK 4,00
Setiap semesternya, Bryan konsisten memperoleh nilai IP 4,00. Dia rajin mengikuti kelas dan menyimak setiap materi yang diajarkan oleh dosen dengan cara mencatat.
Bryan juga rajin membaca buku pegangan kuliah untuk memperkaya pemahamannya. Ketika tugas diberikan, dia mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.
Bryan menceritakan jika ikhlas dan sabar merupakan kunci untuk tetap fokus belajar.
“Intinya adalah ikhlas dan sabar dalam prosesnya karena belajar itu sama seperti memupuk ilmu yang hasilnya bukan jangka pendek tapi jangka panjang,” katanya dalam laman ITB dikutip Jumat (15/11/2024).
Aktif di Kampus dan Belajar dengan Seimbang
Mempertahankan IPK sempurna tak lantas membuat Bryan abai dengan kegiatan di kampus. Bryan diketahui mengikuti beberapa kegiatan seperti asisten mata kuliah dan unit Aksantara, sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di ITB yang menyediakan wadah pengembangan diri dalam bidang Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan pendukungnya.
Di unit tersebut, Bryan pernah mengikuti lomba dan mendapatkan juara 4 di ajang Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI).
Sama seperti mahasiswa pada umumnya, Bryan merasakan begadang sampai larut malam demi belajar. Untuk mengatasi kejenuhan, dia biasanya mengalihkan perhatiannya pada game atau istirahat.
Mahasiswa yang lulus dengan judul tugas akhir “Rekonstruksi 3D Lalu Lintas untuk Kendaraan Otonom dengan Gaussian Process Latent Variable Model (GPLVM)” ini berencana bekerja terlebih dahulu sebelum melanjutkan pendidikan pascasarjana. Dia ingin mendapatkan pengalaman kerja yang relevan untuk memperdalam pemahaman praktiknya.
Bryan berpesan kepada mahasiswa yang masih berjuang di ITB untuk tetap semangat. Ia mengingatkan jika hanya butuh beberapa semester sebelum lulus.
“Tetap semangat, jangan menyerah. Perjuangan hanya beberapa semester, berjuang sampai akhir jangan putus di jalan serta jangan lupa juga untuk perbanyak koneksi ketika masih kuliah.