Bopelnews – Rempah-Rempah Khas Indonesia
Salah satu daftar rempah di Indonesia ini kini sudah menjadi tanaman rempah yang langka. Hanya bisa ditemukan di satu daerah dengan luas sekitar 517 hektare.
Indonesia adalah rumah bagi keanekaragaman hayati dunia. Sekitar 11 persen tumbuhan dunia tumbuh di hutan tropis Indonesia. Terdapat lebih dari 30.000 spesies, beberapa di antaranya dikenal sebagai rempah-rempah.
Indonesia diakui sebagai “Mother of Spices” karena melahirkan komoditas rempah unggulan yang pada masa kejayaannya memiliki nilai lebih tinggi dari emas.
Selain memiliki manfaat yang besar bagi seluruh manusia di dunia, rempah juga memainkan peran penting dalam kehidupan manusia, mendorong perkembangan ekonomi, sosial budaya, dan politik, baik secara lokal maupun internasional.
Apa Itu Rempah?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rempah adalah berbagai jenis hasil tanaman yang beraroma, seperti pala, cengkeh, lada untuk memberikan bau dan rasa khusus pada makanan.
Rempah memiliki definisi nama yang berbeda-beda tergantung pada daerah asal, tanaman asalnya, bentuknya, kondisi bahan (kering atau basah) dan pemanfaatannya. Rempah dapat berupa bunga, daun, buah, biji, batang, kulit batang, dan akar.
Rempah-rempah banyak mengandung makrokomponen seperti karbohidrat, protein, lemak, serta mikrokomponen seperti mineral, vitamin, dan minyak atsiri.
Sejarah Singkat tentang Rempah
Melansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kedatangan penutur bahasa Austronesia ke Nusantara sekitar 4.500 tahun lalu dengan perahu menandai awal pertukaran rempah dan komoditas antarpulau di Indonesia Timur.
Budaya mereka menjadi dasar bagi perkembangan budaya maritim yang mengirimkan rempah hingga ke Asia Selatan dan Afrika Timur.
Jejak kayu gaharu ditemukan di India, sementara cengkeh dan kayu manis dari Indonesia Timur telah ada di Mesir dan Laut Merah. Nenek moyang kita menyebarkan rempah ke Asia Tenggara, termasuk Champa dan Kamboja.
Sejak awal Masehi, Jalur Rempah telah menghubungkan India dan Tiongkok. Tercatat, pelaut Jawa sudah mendarat di Tiongkok pada abad ke-2 Masehi. Kapal-kapal Nusantara juga digunakan oleh biarawan Tiongkok untuk belajar agama Buddha di Sriwijaya dan India.
Kerajaan besar seperti Sriwijaya, Mataram Hindu, Singasari, dan Majapahit menjadikan perdagangan rempah sebagai jalur interaksi utama antara Nusantara, Asia Tenggara, Tiongkok, Asia Selatan, Asia Barat, dan Afrika Timur.
Dengan demikian, sebelum bangsa Eropa terlibat dalam perdagangan di Asia Tenggara, para pedagang Nusantara telah aktif dalam jaringan perdagangan dunia. Rempah Nusantara dan Asia telah dikenal di Eropa jauh sebelum dikenal di kawasan kita.
Posisi strategis Nusantara yang menghubungkan Samudra Hindia dan Laut Tiongkok Selatan, menjadikannya sebagai pusat perdagangan global.
Rempah-Rempah Khas Indonesia