Bopelnews – Cara Menerapkan Disiplin pada Anak Ortu Wajib Tahu
Kedisiplinan yang dimiliki seseorang biasanya terbentuk karena kebiasaan sejak kecil. Ketika anak dididik disiplin sejak kecil, maka kemungkinan besar anak juga tumbuh menjadi orang yang mandiri dan bertanggung jawab.
Buat para orang tua, di bawah ini ada 13 cara menerapkan disiplin pada anak sejak dini. Ada beberapa hal bersifat anjuran dan ada yang bersifat larangan.
Cara Menerapkan Disiplin Pada Anak
Dirangkum dari buku terbitan Kemdikbud berjudul Seri Pendidikan Orang Tua: Disiplin Positif dan buku Seri Bacaan Orang Tua: Disiplin Pada Anak, berikut ini 13 cara menerapkan disiplin pada anak yang bisa dipraktikkan orang tua:
1.Tentukan Bentuk Perilaku yang Diharapkan
Pertama-tama, tentukan dulu bentuk perilaku disiplin yang ingin dilatih kepada anak. Jangan hanya sekadar menginginkan disiplin, tetapi tidak tahu bentuk perilaku yang diharapkan.
Orang tua bisa menetapkan perilaku seperti tidur dan bangun tidur tepat waktu, kamar tidur rapi, mandi dua kali sehari, sholat tepat waktu, dan sebagainya.
2.Komunikasikan dengan Anak
Setelah menetapkan perilaku spesifik yang diharapkan ada pada anak, coba komunikasikan kepada anak dengan baik. Misalnya jika ingin anak berhenti merengek ketika minta sesuatu, orang tua bisa mencontohkan cara meminta yang baik. Ketika orang tua membimbing dengan baik, maka anak akan lebih mudah meniru.
3.Buat Kesepakatan Bersama
Buatlah kesepakatan bersama mengenai sikap-sikap kedisiplinan. Sebaiknya kesepakatan dibuat tertulis agar orang tua dan anak sama-sama ingat dan sama-sama tidak melanggar kesepakatan.
4.Beri Pujian Pada Perilaku Anak
Ketika anak mulai melakukan tindakan yang benar, maka orang tua harus memberi pujian kepada anak. Namun fokuskan pujian pada perilakunya. Misalnya, “Bagus sekali bisa membereskan mainan sendiri.” Jangan ucapkan, “Kamu adalah anak yang baik karena bisa membereskan mainan.”
5.Tetaplah Memuji dengan Tulus
Tetap berikan pujian ketika anak melakukan sikap yang benar. Hal ini mendorongnya untuk tetap mengulangi perilaku yang benar. Jangan lupa untuk mengucapkan secara tulus, jangan ada kalimat seperti ini, “Tumben banget mau bersih-bersih kamar.”
6.Gunakan Siasat, Jangan Adu Kekuatan
Wajar jika anak-anak menolak keinginan orang tua dan memilih melakukan sesuatu yang dia sukai. Dalam kondisi ini, hindari adu kekuatan dengan anak.
Gunakanlah siasat untuk menghindari pertentangan antara dengan anak. Misalnya jika orang tua ingin anaknya tidur lebih awal, coba berikan tantangan mengalahkan waktu. Katakan, “Coba Nak, bisa tidak tidur sebelum jarum pendeknya tepat di angka 9.”
7.Hindari Memberikan Iming-iming
Orang tua memang sering kali harus kreatif dalam membuat siasat. Jangan mengambil jalan pintas dengan menjanjikan atau memberi iming-iming sesuatu agar anak mau menuruti perintah.
Misalnya jika ingin anak segera mandi, jangan menjanjikan hadiah setelah mandi, tapi beri pengertian bahwa mandi membuatnya menjadi bersih, nyaman, dan terhindar dari penyakit.
8.Jangan Mengungkit Kesalahan
Orang tua juga jangan suka mengungkit kesalahan anak yang terdahulu, apalagi jika anak sudah mulai bersikap benar. Hal itu justru menimbulkan kemarahan dan merasa usahanya berubah adalah hal sia-sia.
9.Berikan Kritik yang Baik
Ketika anak masih melakukan sikap yang belum baik, orang tua juga tidak boleh mendiamkan. Sampaikan kritikan dengan baik, misalnya, “Mainanmu berantakan Nak, ayo rapikan dulu.” Jangan mengatakan: “Kamu memang pemalas, tidak mau merapikan mainan.”
10.Hindari Menggurui, Mencecar, dan Memerintah
Hindari sikap menggurui misalnya, “Makanya jangan ceroboh, sebelum berangkat selalu periksa isi tas dulu agar tidak ada barang yang tertinggal.” Orang tua bisa mencontohkan pengalamannya, “Dulu ibu pernah dimarahi guru karena tidak bawa buku, jadi setiap pagi ibu selalu mengecek tas dulu agar tidak dimarahi lagi.”
Hindari mencecar misalnya, “Kenapa baru pulang? Sudah jam berapa ini? Ke mana saja? Main terus ya? Sama siapa?” Coba ganti dengan pertanyaan ini, “Kelihatan capek banget, habis dari mana Nak? Mau langsung mandi?”
11.Tetap Pahami Kondisi Anak
Terkadang kondisi tertentu membuat anak sulit menerapkan kedisiplinan dengan baik. Misalnya ketika kondisi badan anak sudah capek tetapi belum mengerjakan PR.
Coba sampaikan, “Ibu tahu kamu pasti lelah, tapi PR harus diselesaikan.” Jangan mengatakan, “Gitu aja lelah, bagaimana bisa dapat rangking satu. Ibu dulu nggak bisa tidur kalau belum mengerjakan PR.”
12.Selalu Dampingi Anak
Dalam proses belajar disiplin, anak tetap butuh didampingi orang tua. Dampingi anak tidak hanya saat sukses, tetapi juga saat sulit. Misalnya, tetap memberikan semangat saat kalah lomba atau tidak mendapatkan nilai bagus.
13.Lakukan Pengawasan
Terakhir, orang tua harus selalu melakukan pengawasan. Tapi bukan berarti menemani setiap waktu. Orang tua harus tahu jam bermain anak, kebiasaan yang dilakukan anak, sehari ini melakukan kegiatan apa saja, dan sebagainya.
Dengan memulai 13 cara menerapkan disiplin pada anak tersebut, diharapkan anak bisa tumbuh dengan sikap positif. Peran orang tua adalah selalu mendukung dan memberikan contoh sikap yang baik.