Bopelnews – Mencicipi Lamang Tapai, Kuliner Ranah Minang yang Tak Lekang oleh Waktu
cita rasanya yang khas
Selain cita rasanya yang khas, lamang tapai juga diolah dengan cara yang khas.
Sumut yang terkenal dengan kulinernya yang unik ini menjadi destinasi wisata yang digemari saat berwisata ke Ranah Minang.
Lamang tapai merupakan salah satu kuliner yang masih digemari hingga saat ini. Salah satu kuliner favorit masyarakat Minang adalah lamang tapai, terutama saat hari raya dan acara adat lainnya.
Cita rasa lamang yang gurih berpadu dengan rasa tapai hitam yang agak asam menciptakan sensasi rasa yang khas dan pas di lidah.
harus melalui proses yang cukup panjang sebelum akhirnya bisa sampai ke tangan pelanggan.
yang dikenal dengan sebutan lemang merupakan beras ketan yang dimasak di dalam bambu muda dengan santan.
Lamang dan tapai
Menurut Sofita (50), warga Kabupaten Limapuluh Kota, mengolah lamang dengan tapai membutuhkan waktu yang cukup lama, namun tidak sulit.
Ketan kemudian dibersihkan dan ditaruh di dalam ruas-ruas bambu muda yang telah dialasi daun pisang.
Arang panas digunakan untuk memasak campuran ketan dan santan setelah dimasukkan ke dalam bambu. Bagian-bagian bambu dicegah agar tidak terbakar.
Menurut Sofita, memasak lamang dapat memakan waktu sekitar lima jam dengan api sedang dan tiga jam dengan api besar, meskipun bambu akan terbakar atau menghitam dengan sangat cepat.
Sebaliknya, ketan hitam, yang juga dikenal sebagai tapai atau tape, dibuat dengan memfermentasi ketan dengan ragi.
Untuk memasak hidangan ini, cukup didihkan air secukupnya lalu kukus ketan hitam. Tambahkan ragi setelah lunak.
Ia menyarankan, “Kemudian taruh ketan hitam dalam wadah, tutup rapat, dan biarkan selama setidaknya dua hari.”
Mengonsumsi Tapai Lamang
Orang Minangkabau juga memiliki cara berbeda untuk mengonsumsi kedua makanan ini; ada yang mencampurnya sebelum dimakan.
Tergantung pada selera pribadi, ada juga yang menambahkan lambang yang diiris tipis ke dalam tapai. Rasa kedua makanan ini akan tetap menyatu di mulut Anda terlepas dari cara Anda memakannya.
Lamang tapai dapat dengan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional, terutama di dataran tinggi Sumatera Barat. Lamang tapai harganya berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 30.000.
Yulia, warga Sumatera Barat berusia 28 tahun, mengaku bahwa meskipun zaman terus berubah, lamang tapai tampaknya masih lestari.
“Lamang tapai”
“Lamang tapai tak pernah ada matinya, jika kuliner lain ada yang mulai susah dijumpai, tapi tidak dengan sajian ini,” katanya.
Mencicipi Lamang Tapai, Kuliner Ranah Minang yang Tak Lekang oleh Waktu