Bopelnews – Ute Saung Ndusuk, Cara Warga Manggarai Masak Daging Babi Agar Gurih
Warisan leluhur orang Manggarai Raya, Nusa Tenggara Timur (NTT), punya cara yang sangat unik dalam mengolah masakan daging babi yaitu dengan ute saung ndusuk. Ute saung ndusuk merupakan istilah lokal yang artinya memasak dengan sayur-mayur daun senggani. Nenek moyang orang Manggarai Raya, yang terdiri dari Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Manggarai Timur, mengetahui jenis daun yang tumbuh liar di alam untuk dijadikan bahan sayur-mayur. Saat berkumpul pada momen hari raya Natal dan hari besar lainnya, serta pada upacara adat, kuliner sayur adat, yakni teneng nakeng ela agu ute saung ndusuk menjadi menu wajib bagi masyarakat Manggarai Raya. Teneng berarti masak, nakeng (daging), ela (babi), agu (dengan atau dan) ute (sayur), saung (daun) dan ndusuk atau dusuk (senggani). Kalau diterjemahkan secara harafiahnya, masak daging babi dengan sayur daun senggani
Ndusuk adalah tanaman perdu yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan nama senggani atau Melastoma malabathricum. Tumbuhan perdu dengan batang kayu berwarna cokelat tumbuh berdiri tegak setinggi 1,5-5 meter
Ute Saung Ndusuk, Cara Warga Manggarai Masak Daging Babi Agar Gurih
Daunnya daun tunggal berbentuk bulat telur bertangkai berhadap-hadapan seolah saling bersilang. Pada bagian ujung dan pangkal daunnya meruncing dengan tepian cukup rata. Tanaman ndusuk atau senggani ini tumbuh subur di seluruh daerah Manggarai, khususnya di daerah-daerah dataran tinggi. Bagi masyarakat Manggarai, ndusuk tidak hanya dikenal sebagai tanaman, tetapi juga sebagai sajian istimewa dalam acara-acara adat
Daun tanaman ini diolah menjadi saung ndusuk, sebuah hidangan langka yang umumnya disajikan saat perayaan Natal dan hari besar lainnya dan juga pesta adat atau pernikahan. Mama Maria Margaretha Bupu mengatakan, teneng nakeng ela agu ute saung ndusuk sudah menjadi menu yang disiapkan keluarga saat merayakan Natal dan hari-hari besar lainnya, juga saat upacara adat dalam budaya orang Manggarai Raya. “Saat-saat merayakan hari raya besar seperti perayaan Natal dan hari raya lainnya serta saat digelar upacara adat dalam budaya Manggarai disiapkan hidangan masakan daging babi dan dicampur dengan sayur daun senggani. Menu masakan ini selalu dihidangkan oleh keluarga Manggarai,” kata Mama Margaretha
Maria Daflora Echo menjelaskan, proses pembuatannya tidak terlalu rumit. Daun senggani dipetik di kawasan hutan atau kebun. Kemudian, daun dipisahkan dengan batangnya. Daunnya dicincang kecil-kecil atau dibiarkan kemudian dimasukkan ke dalam kuali atau periuk. Daun senggani direbus bersama lemak daging. Entah daging babi, daging sapi, daging ayam, daging babi hutan, daging rusa atau daging lainnya. Lemak ini membuat daun itu jadi empuk dan menciptakan rasa yang lezat dan khas. Meski tidak sering dijumpai, sajian ini tidak hanya memberikan kenikmatan pada lidah, tetapi juga memiliki beragam manfaat bagi kesehatan. Sebab, daun senggani menetralkan lemak daging. Rasa yang ditimbulkan gurih karena daun senggani. Rasa lezat daging babi yang sudah dimasak menambahkan semangat makan